Analisa

Belajar Menganalisa Chart Ala Kang Gun (KG)

Rangkuman Teknik KG 
================================================== =============
Banyak cara yang dilakukan para trader untuk menganalisa chart baik secara fundamental maupun teknikal, di mana hasil analisa tersebut yang akan digunakan untuk melakukan transaksi, yaitu dengan membuka posisi Buy, Sell atau hanya mengamati terlebih dahulu.
Terdapat dua data yang perlu diperoleh dari analisa yang dilakukan.
Pertama: memiliki prediksi kemana harga akan bergerak (naik atau turun),
Kedua: Memiliki prediksi sampai dimana harga tersebut akan bergerak.
Prediksi ini tidak dihasilkan secara sembarangan, melainkan melalui perhitungan matetamatis dan statistik. Misalnya dari data harga yang sudah terbentuk dapat dihitung dan dianalisa kemudian diprediksi pergerakan harga selanjutnya.
================================================== =============
================================================== =============
Hal yang paling sering ditanyakan oleh para trader pada umumnya adalah “Kemana kecenderungan harga atau trend akan bergerak?. “Trend” oleh KG didefenisikan sebagai arah kecenderungan pergerakan harga berdasarkan satuan waktu, karena waktu merupakan salah satu dasar analisis pada Teknik KG ini.
Salah satu cara yang paling mudah untuk menentukan arah trend adalah dengan melihat sebuah chart, yaitu melihat nilai “price” pada candle paling kiri dan nilai “price” di candle terakhir pada saat itu. Kemudian bandingkan hasilnya, jika nilai “price” sebelah kiri lebih kecil dari nilai “price” terakhir maka trend nya dikatakan naik, dan begitu juga sebaliknya.
Teknik KG melihat trend dengan menggunakan data-data yang ada pada chart yang digunakan, yaitu data Harga dan Waktu. Contohnya di Time Frame H1, setiap candle menggambarkan rentang pergerakan harga selama satu jam, dan pergerakan harga yang terjadi selama satu jam ini hanya diwakili oleh empat nilai yaitu:
* Nilai Price High:mewakili nilai price tertinggi
* Nilai Price Low:mewakili nilai price terendah
* Nilai Price Open:mewakili nilai awal
* Nilai Price Close:mewakili nilai akhir
Dari hal ini akan didapatkan sebuah Pengelompokkan Data, jadi data price dalam bentuk candle yang dilihat di setiap Time Frame Chart adalah gambaran data price yang telah dikelompokkan, dan setiap kelompok data ini hanya diwakili oleh 4 (empat) nilai price yang terjadi selama rentang waktu tertentu.
Pemahaman mengenai Time Frame dan data pada setiap candle nya ini sangat berguna untuk memilih periode Time Frame yang akan digunakan untuk menganalisa chart. Kekurangan pahaman mengenai hal ini sering kali dapat menyebabkan kesalahan dalam menganalisa.
Dari 4 Nilai Price tersebut diatas, dapat dihasilkan berupa:
* Data Median ((H+L)/2),
* Data Typical ((H+L+C)/3)
* Data Weighted ((H+L+C+C)/4)
* dan lain sebagainya.
Pada teknik KG akan menganalisa data dengan menggunakan salah satu metode persamaan rata-rata bergerak, yaitu metode Simple Moving Average (SMA) dengan mengambil Data Weightedpada setiap candle untuk melihat pergerakan price dalam rentang waktu tertentu.
SMA menghitung nilai rata-rata dengan cara yg sangat umum, contohnya: kita memiliki nilai 6, 8, 9, 4 dan 3 maka nilai SMA nya adalah (6+8+9+4+3)/5 = 6 dimana nilai pembagi 5 adalah jumlah atau banyaknya data yang dihitung rata-ratanya.
Perhatikan chart berikut:
Jika titik C diamati dari titik B maka disimpulkan trend ini sedang turun, tetapi jika diamati dari titik A maka disimpulkan trend masih naik. Jadi titik acuan yang digunakan bisa menghasilkan kesimpulan yang berbeda, hal tersebut secara sederhana menggambarkan perbedaan informasi yang diperoleh hanya dengan melihat sebuah titik dari tempat pengamatan yang berbeda.
Titik A dan B adalah tempat pengamatan yang dibedakan oleh waktu, jadi ketika mengamati titik C dari titik B, sebenarnya kita mengamati harga di titik C dan membandingkannya dengan harga di saat B terbentuk.
Forex adalah dunia perdagangan yang digerakkan oleh manusia sebagai pelaku utama, sebagaimana diketahui dunia bisnis atau perdagangan bekerja dengan batasan waktu sebagai acuan, maka waktu acuan yang akan digunakan disesuaikan dengan waktu acuan dunia bisnis, yaitu diantaranya tahunan, bulanan, mingguan, harian dan 8 jam.
Untuk melihat nilai rata-rata pergerakan harga GBP/USD selama 1 hari ke belakang dapat digunakan indicator SMA 1 hari, berarti kita menggunakan titik acuan satu hari untuk mengamati perubahan harga, karena Time Frame chart kita saat ini adalah H1 maka untuk melihat nilai SMA 1 hari maka kita akan menghitung rata-rata dari 24 candle di TF H1.
Pada Matatrader, buka indicator Moving Average dan set period 24, MA Methode Simple dan Apply Price Weighted Closed (HLCC/4), maka chart GBP/USD akan terlihat seperti gambar di bawah ini:
Coba perhatikan bentuk pergerakan SMA dari point 1 ke 2, terlihat di sini SMA 24 Trend UP. Dan dari point 2 ke 3 terlihat bahwa SMA 24 yang terbentuk adalah Flat. Kemudian dari point 3 ke point 4 SMA 24 Trend UP. Dari point 4 ke point 5 SMA 24 Trend Down. Dari point 5 ke point 6 SMA 24 Trend UP, lalu dari point 6 sampai penutupan SMA 24 Trend Down.
Dari SMA 24 yang telah diplot di chart GBP/USD H1 tersebut diatas, kita telah mendapatkan informasi mengenai arah pergerakan harian yang terjadi pada GBP/USD. Tetapi untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, tidak bisa hanya menggunakan informasi yang diperoleh dari satu titik acuan saja, oleh karena itu dibutuhkan beberapa titik acuan untuk melihat dan mendapatkan informasi yang lebih jelas.
Kemudian lihat pergerakan GBP/USD dari titik acuan Mingguan dan Bulanan.
* Titik Acuan Mingguan adalah SMA dengan periode 120 di TF H1, Karena 1 Hari = 24 jam, dan 1 Minggu adalah 5 Hari kerja berarti 1 Minggu = 120 jam.
* Titik Acuan Bulanan adalah SMA dengan periode 480 di TF H1, Karena 1 Bulan = 4 Minggu, dan 1 Minggu = 120 jam, maka 1 bulan = 480 jam
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini. Pergerakan Mingguan digambarkan oleh garis SMA 120 yang berwarna SlateBlue, dan pergerakan bulanan digambarkan oleh garis SMA 480 yang berwarna kuning.
Dari pergerakan harian terlihat bahwa GBP/USD dari hari Rabu sampai Jum’at sebenarnya hanya bergerak dalam range tertentu.
Coba amati garis SMA 24 dari point 4 ke point 5 dan dari point 5 ke point 6, hingga candel paling kanan, terlihat dari garis yang dibentuk SMA 24 yaitu GBP/USD hanya bergerak naik turun dalam satu range saja.
Coba amati garis SMA 24 dari point 3 ke point 4, terlihat setelah bergerak cukup tajam dari point 3 ke 4, GBP/USD kemudian bergerak menstabilkan ritme pergerakannya atau juga disebut dengan konsolidasi.
Coba amati garis SMA 120, tanggal 22 hingga candel paling kanan pergerakan SMA 120 cenderung naik secara tajam (Trend Up). Sementara itu pergerakan yang terjadi pada SMA 480 yang menggambarkan pergerakan bulanan, gerakanya cenderung flat.
Berikut chart H1 yang telah dikecilkan untuk melihat yang sedang terjadi dengan SMA 480.
Setelah chart diperkecil terlihat SMA 480 sedang melakukan konsolidasi, setelah terjadi penurunan yang tajam sebelumnya (Lihat garis berwarna kuning).
Terdapat 3 pola pergerakan yaitu Up, Down, dan Flat. Hal terpenting untuk diamati adalah pola pergerakan Flat, karena dari pola pergerakan ini harga akan memulai untuk bergerak Up atau Down. Kemudian pada pola pergerakan Flat ini secara matematis dan statistik batas-batas pergerakannya lebih mudah untuk di prediksi.
Sebagaimana yang telah disebutkan diawal, dari analisa yang dilakukan ada dua informasi penting yang harus diperoleh yaitu:
* prediksi arah pergerakan harga
* prediksi sampai dimana harga akan bergerak.
Untuk prediksi arah, dengan mengikuti arah yang di bentuk SMA 24, SMA 120 dan SMA 480 sebenarnya sudah didapati gambaran kemana arah akan bergerak.
Untuk memprediksi batas-batas pergerakan harga pada saat pergerakan sedang flat kita akan menggunakan Bollinger Bands. Bollinger Bands (BB) yang digunakan adalah BB dengan periode yang sama dengan periode SMA yang sedang dalam kondisi pergerakan Flat.
Contoh: dalam kasus GBP/USD yang sedang dianalisa, karena dari tiga titik acuan yang digunakan hanya SMA 480 yang dalam kondisi flat, maka kita akan menggunakan BB dengan periode 480, deviasi 2 (standard) dan apply price ke Weighted (HLCC/4). Coba sekarang dipasang BB ini di chart GBP/USD H1 tadi, untuk lebih memudahkan gunakan warna yang sama dengan SMA 480 yaitu kuning tapi type line nya dijadikan
putus-putus.
berikut tampilannya:
Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran GBP/USD dari TF H4,
Gambar di atas pada dasarnya tidak berbeda dengan Chart pada TF H1, hanya saja periode yang digunakan berbeda, yaitu :
* Garis warna merah tetap sebagai garis yang menggambarkan pergerakan harian dengan periode 6
* Garis warna SlateBlue sebagai garis pergerakan mingguan dengan periode SMA 30
* Garis warna kuning sebagai garis pergerakan bulanan dengan periode 120
* Garis warna biru adalah pergerakan tahunan dengan periode 1440
* Garis kuning putus-putus adalah BB 120
* Garis biru putus-putus adalah BB 1440
Bolinger Bands menghitung Standard Deviation dari SMA dengan periode tertentu. Standard Deviation dalam bahasa indonesia di kenal dengan istilah Simpangan Baku, yaitu derajat atau batas dimana nilai dari sekelompok data berada.
Standard Deviasi yang umum digunakan adalah nilainya 2, karena dari hasil perhitungan statistik terhadap sekelompok data diketahui bahwa 96.5% nilai-nilai dari sekelompok data yang di amati akan berada pada range perhitungan dengan Standard Deviation 2.
Maka dapat simpulkan bahwa ketika harga menyentuh level BB Upper line atau BB Lower line maka hal tersebut mengindikasikan bahwa (kemungkinan) pergerakan harga akan berbalik. Tetapi perlu diingat, hal ini berlaku untuk data yang bergerak statis bukan dinamis, karena itu Periode BB yang digunakan sesuai dengan periode titik acuan pergerakan harga yang sedang dalam kondisi Flat.
Dari BB 480 yang plot di chart TF H1 GBP/USD perhatikan bahwa sejak tanggal 22 Januari GBP/USD “bermain-main” di area BB 480. Dan kondisi harga saat itu GBP/USD sudah menyentuh upper line BB 480, kita lihat SMA 480 juga masih dalam kondisi flat. Pertanyaannya, apakah GBP/USD sudah mencapai pergerakan maksimumnya berdasarkan titik acuan SMA 480 ? Nah, dari teori tentang Standard Deviation tadi kita tahu bahwa harga sudah mencapai 96.5% dari harga yang mungkin dicapai GBP/USD berdasarkan SMA 480….
Lalu apakah kita bisa langsung memprediksi bahwa harga akan bergerak turun jika harga saat ini sudah berada di bawah Upper Line BB 480 kembali? Kita tidak bertindak berdasarkan posisi harga tetapi kita tetap menggunakan titik-titik acuan untuk mengambil tindakan. Jadi kita bisa memprediksi harga akan bergerak turun jika SMA 24 yang menggambarkan pergerakan harian juga bergerak turun atau garis SMA nya mengarah ke bawah (Pointing Down).
Lalu bagaimana kita tahu bahwa harga tidak akan berbalik ke atas atau naik kembali? Amati garis SMA 24…. kita bisa memprediksi bahwa harga akan bergerak naik hanya jika garis SMA 24 menembus Upper Line BB 480. Perhatikan ketika harga bermain-main di area BB 480, bukankah SMA 24 tidak pernah menembus Upper atau Lower BB 480 ? INGAT SMA 24 menggambarkan pergerakan harian !!!
Lalu seandainya turun berapa jauh harga akan turun? Yang jelas target pertama kita adalah SMA 480… tetapi kita baru bisa memastikan harga akan bergerak kesana jika harga berada di bawah SMA 120 dan SMA 24 juga berada di bawah SMA 120.
Nah secara ringkas kita sudah dapat informasi mengenai arah dan batas-batas pergerakan harga… ini sesuai dengan tujuan analisa kita. Lalu kapan kita OP nya ? hehehehhehe… ini dia … Nah, dari contoh GBP/USD dengan kondisi saat ini… kita tahu bahwa kita akan BUY jika harga berada di atas Upper Line BB 480 dan SMA 24 menembus atau melewati Upper Line BB 480. Dan kita akan SELL jika harga kembali berada di bawah Upper Line BB 480 dan SMA 24 mengarah kebawah.
Wah… telat dong kalo nungguin SMA 24 ? Mungkin ini pertanyaan komentar yang paling sering kita dengar… he..he…he… Tapi satu hal yang saya sadari bahwa .. dulu pertama kali menjalankan bisnis forex ini saya sering menanyakan hal yang sama ke mentor-mentor saya dulu… qqqqqqqqqqqq artinya apa yah ???? hahahahahahahahahahahahaha……………. Jawab sendiri dalam hati deh..
OK… di awal saya juga menyampaikan kita akan menggunakan atau melihat pergerakan harga per 8 jam-an. Nah di saat kita sudah punya hasil analisa lah kita akan menggunakannya untuk membantu kita OP… Nah.. untuk melihatnya di chart H1 GBP/USD kita plot saja SMA 8 (lihat gambar garis berwarna putih). Nah.. kita dapat menggunakan crossing SMA 8 dan SMA 24 sebagai saat yang tepat untuk OP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar